"Kami sangat prihatin dengan peristiwa itu. Kenapa sampai timbul korban? Saya minta itu tidak boleh terjadi lagi," kata Tri Rismaharini Senin, Senin 4 Juni 2012.
Kepada keluarga korban, wali kota juga mengucapkan bela sungkawa dan berusaha menenangkan kesedihan keluarga.
"Semoga keluarga yang ditinggalkan tetap sabar dan tabah menghadapi cobaan ini," tukas mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan tersebut.
Sebelumnya, Purwo Edi Utomo yang disapa Tomi tewas terinjak-injak ratusan suporter yang berhamburan keluar stadion karena polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun.
Selain itu, tak sedikit dari mereka terjepit, baik perempuan maupun anak-anak. Tidak hanya itu saja, puluhan bonek harus mendapat perawatan medis dan sebuah mobil patroli milik Sabhara Polrestabes Surabaya dirusak massa.
Ironisnya, di laga itu panitia tidak bisa menyediakan ambulans.
"Kalau saya lihat, peristiwa Minggu malam itu, bentuk kelalaian. Polisi gegabah, tidak ada bentrok kok nembak gas airmata, lagi pula ditembakkan ke tribun. Di situ kan ada wanita dan anak-anak," kata Arifin salah satu penonton.
Usai divisum oleh tim dokter dan tim identifikasi Satreskrim Polrestabes Surabaya, Korban adalah warga Babadan Rukun VI/3 Surabaya, kelas III, SMK Negeri 5 Surabaya.
Tomi anak tunggal pasangan Yudianto dan Ratna Susilowati. Menurut paman korban, Setyo Waluyo, semasa hidup korban dikenal pendiam dan tidak banyak tingkah. Bahkan setiap pergi, korban selalu pamit ke orang tuanya.
"Rencana, dimakamkan di Makam Umum Asem Jaya sekitar jam 13.00 WIB," kata keluarga duka.
Kericuhan antara suporter Persebaya dengan polisi pecah ketika pertandingan telah berakhir. Pusat kericuhan terjadi di tribun ekonomi sisi selatan. (eh)
(Source:Vivabola-040612)
0 comments:
Posting Komentar
Maav apabila belum sempat membalas...