Di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, ribuan pendukung Macan Kemayoran mengharapkan tim kesayangannya menuntaskan dendam setelah di pertemuan pertama kalah 0-1. Namun, kemenangan di depan mata Persija akhirnya buyar. Setelah kecolongan lewat gol Atep, Persija sempat berbalik unggul 2-1 lewat gol tandukan Ramdhani Lestaluhu dan Precious Emuejeraye.
Namun, tendangan first time kapten Maung Bandung, Maman Abdurahman, memanfaatkan sebuah sepak pojok saat pertandingan menyisakan semenit di waktu normal akhirnya membuyarkan kemenangan Persija. Macan Kemayoran pun gagal menuntaskan dendam kesumatnya.
Pelatih Persija, Iwan Setiawan langsung bereaksi setelah pasukannya gagal meraih kemenangan. "Saya ucapkan selamat untuk Persib karena dapat mencuri poin di kandang kita," kata Iwan membuka jumpa pers usai laga.
"Jujur saja hasil ini sangat kurang baik untuk kami. Kalau dikatakan kecewa, jelas kami sangat kecewa karena melihat jalannya pertandingan harusnya kami bisa meraih hasil lebih baik dari hasil imbang," keluhnya.
"Faktor pertama, ini partai bergengsi melawan Persib dan The Jakmania sangat berharap kita menang. Kedua, saya melihat daya konsentrasi yang fluktuatif. Naik turun konsentrasi para pemain sangat signifikan. Gol-gol yang mereka buat mudah pada awal babak kedua dan kecolongan pada menit akhir. Memang waktu rawan 15 menit awal dan akhir," beber Iwan.
Jika pemain hingga The Jakmania harus menahan 'malu' dengan hasil 2-2 itu, maka kubu Persib dan para Bobotoh tampak tersenyum. Mencuri satu poin di kandang Persija tetap hasil positif. Hal itu juga diutarakan pelatih Persib, Robby Darwis.
"Saya cukup puas dengan hasil yang kami raih walaupun sebelumnya saya pernah katakan targetnya adalah mengincar poin penuh. Yang terpenting kami sudah berusaha," tutur Robby usai laga.
"Secara keseluruhan saya berterima kasih pada para pemain, karena apapun hasil akhirnya sangat menentukan dan mereka sudah bermain semaksimal mungkin. Dan menurut saya permainan kami telah meningkat jauh," lanjut legenda hidup Persib itu.
Dengan tambahan satu poin ini, Persija gagal menggusur Persiwa di posisi 3 klasemen sementara ISL. Dengan 27 laga, Persija mengoleksi 45 poin atau tertinggal sebiji poin dari Persiwa yang baru melakoni 26 laga.
Sedangkan bagi Persib, tambahan satu poin ini tak mampu mendongkrak posisinya di peringkat 7 dengan torehan 36 poin dari 26 pertandingan.
Sriwijaya vs Persipura
Beberapa saat setelah laga Persija kontra Persib, duel panas lainnya terhampar di Stadion Gelora Bumi Sriwijaya, Jakabaring, Palembang. Tuan rumah Sriwijaya FC (SFC) meladeni Persipura Jayapura yang dalam beberapa musim terakhir menjadi pesaing terbesar.
Kedua tim menerapkan strategi menyerang sehingga jual beli serangan mewarnai sepanjang pertandingan. Sriwijaya berambisi segera mengunci puncak klasemen ISL. Sedangkan Persipura ingin tetap membuka harapan mempertahankan gelar musim ini.
Namun, Persipura tampaknya harus rela semakin tertinggal dari sang pemuncak klasemen itu. Gol penalti Keith Kayamba Gumbs cukup untuk memperlebar jarak dua tim papan atas ini menjadi 9 poin. Sriwijaya semakin kokoh di puncak klasemen dengan raihan 61 poin, sedangkan Persipura tetap di posisi runner up dengan 52 poin.
Rivalitas Memakan Korban
Sayangnya, laga menarik dalam "Super Sunday" ISL ini harus memakan korban. Dua fotografer menjalani perawatan setelah menjadi korban lemparan petasan suporter saat coba mengabadikan setiap momen panas duel Persija kontra Persib.
Tak hanya sampai di situ, aksi brutal juga melebar hingga ke luar lapangan. Usai laga Persija-Persib, aksi pengeroyokan telah memakan tiga korban jiwa dan satu korban lainnya kritis.
Lazuardi, 29 tahun, meninggal dunia setelah dikeroyok di kawasan Parkir Timur Senayan, tepatnya di seberang jalan areal kolam renang. Korban sempat menjalani perawatan intensif di Instalasi Gawat Darurat RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Minggu malam 27 Mei 2012.
Namun, karena luka yang diderita cukup parah, korban akhirnya meninggal dunia. "Sekitar pukul 21.00 WIB tadi, korban baru masuk ruang jenazah. Korban tinggal di Jalan Menteng, Sukabumi, Jakarta Pusat," kata Dedy, petugas Kamar Jenazah RSCM dalam perbincangan dengan VIVAnews.
Sedangkan dua korban tewas saat ini masih belum diketahui identitasnya karena tak membawa surat identitas. "Untuk dua jazad lainnya, keduanya adalah laki-laki. Usianya, 28 dan 16 tahun," lanjut Dedy.
Dedy tidak bisa memastikan apakah korban tewas itu memakai atribut suporter Persija atau Persib. Yang pasti hingga malam ini, sejumlah rekan-rekan korban masih menunggu di sekitar ruang jenazah RS Cipto Mangunkusumo.
"Teman-teman korban yang menunggu itu menggunakan atribut warna oranye (atribut Jakmania, suporter Persija)," lanjut Dedy.
Yang jelas kejadian ini tentu menjadi indikasi jelas bahwa sepakbola di Tanah Air masih identik dengan kekerasan. Nah, tentu menjadi tugas kita semua untuk menempatkan kata 'rivalitas' hanya sebatas di atas lapangan. Setuju?? (one)
(Sumber : Vivabola)
0 comments:
Posting Komentar
Maav apabila belum sempat membalas...