Mungkin terdengar seperti adegan film horor, tapi peristiwa ini nyata terjadi. Tanpa peringatan, kawanan laba-laba beracun menyerbu Kota Sadiya, di negara bagian Assam, India, 8 Mei 2012 lalu.
Saat itu, warga kota yang sedang merayakan sebuah hari besar Hindu panik mendapati kerumunan laba-laba yang tiba-tiba muncul dan menyerang mereka. Demikian dilaporkan Times of India.
Beberapa hari setelah itu, dua pria, Purnakanta Buragohain dan seorang bocah yang namanya tak diketahui diketahui tewas akibat insiden itu. Sementara, orang-orang ramai berobat ke rumah sakit, dengan keluhan sama: digigit laba-laba.
Seorang warga, Jintu Gogoi terpaksa harus dirawat di rumah sakit. Ia mengeluh sakit luar biasa dan mual setelah digigit laba-laba. Bahkan seminggu setelah serangan itu, jari yang tergigit masih menghitam dan bengkak.
Tak hanya warga, pemerintah setempat juga panik dan sedang mempertimbangkan untuk menyemprot seluruh kota dengan insektisida.
Warga mengatakan, yang paling mengerikan dari insiden serangan itu adalah, laba-laba sekonyong-konyong muncul dalam jumlah banyak dan perilaku mereka sangat agresif. "Mereka melompat ke benda apapun di dekatnya. Beberapa korban mengaku, laba-laba menempel ke tubuh mereka sebelum akhirnya menggigit dan menebar bisa. Jika memang seperti itu, ini harus ditangani hati-hati, taring di bagian mulut hewan ini sangat kuat," kata kepala Departemen Ilu Hayati Dibrugarh University Dr. L.R. Saikia seperti dimuat FOX News, Minggu 3 Juni 2012.
Tim ahli hewan arakhnida telah mendatangi Sadiya untuk mengidentifikasi spesies laba-laba mengerikan itu, namun hingga berita ini diturunkan, mereka belum mendapatkan petunjuk.
Beberapa ahli punya praduga masing-masing, ada yang mengira hewan itu adalah tarantula, laba-laba jenis black wishbone atau funnel-web. Atau bukan ketiganya, tapi jenis baru.
Tapi, satu hal yang mereka sepakati adalah, laba-laba itu bukan hewan asli kota itu, sebab, tak ada catatan soal keberadaan laba-laba berbisa di Assam. Black wishbone dan funnel-web adalah hewan asli Australia.
Selain mengidentifikasi jenisnya, para ahli juga sedang melakukan serangkaian tes, untuk mengetahui tingkat racun atau toksisitas bisa laba-laba itu.
Dr Anil Phatowali dari rumah sakit setempat mengatakan, pihaknya tak bisa memberi antivenom atau anti-bisa kepada pasien yang mengeluh sakit akibat gigitan laba-laba. Sebab, belum dipastikan apakah laba-laba itu beracun atau tidak sama sekali.
Lalu, mengapa sampai ada korban jiwa?
Dokter itu menunjuk faktor lain yang bisa mungkin memberi kontribusi pada kematian. "Para pasien yang tergigit laba-laba tak langsung ke rumah sakit, tapi ke dukun -- yang membuka luka mereka dengan pisau, mengeluarkan darah yang terkena bisa, lalu membakarnya. Cara itu juga bisa membuat pasien semakin sakit," Phatowali menambahkan.
(source:Vivanews-04/06/12)
0 comments:
Posting Komentar
Maav apabila belum sempat membalas...