Investigasi Kotak Hitam Membutuhkan Waktu 1 Tahun
Bogor - Lima anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berhasil menemukan kotak hitam (Black Box) Pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Selasa (15/5) Pukul 16:40 WIB. Kotak hitam berada dibagian ekor pesawat nahas itu, lalu dibawa melalui Pos Cimelati, Cidahu, sekitar pukul 17:32.
Mobil Isuzu pick-up berpelat militer 3942-02 membawa kotak hitam itu ke Posko utama Cipelang, tiba pukul 20:26. Keberadaan kotak hitam itu masih dalam penugasan Kopassus untuk diserahkan kepada Danrem 061/Surya Kencana Kolonel (Inf) Anto Mukti Putranto sebagai komandan tim SAR gabungan.
Lima anggota Kopassus yang menemukan kotak hitam berasal dari 20 anggota yang bertugas melakukan evakuasi. Beberapa anggota Kopassus yang sedang berkumpul merayakan penemuan kotak hitam itu di Posko utama Cipelang. Mereka dijanjikan cuti sepekan oleh kepala Penerangan Kopassus Letkol (Inf) Taufik Sobri.
Ketua Subkomite Udara Komite Nasional Keselamtan Transportasi (KNKT) Masruri belum bisa memastikan penemuan kotak hitam. "Kami akan mengatakan ketemu kalau sudah ada ditangan kami. Jadi, lihat besok (Rabu, 16/5)." Katanya.
Hingga Selasa (15/5) siang. timSAR gabungan menghadapi medan berat untuk menuju dasar jurang yang selama ini dipercaya sebagai lokasi kotak hitam. Tim sempat menemui kesulitan menemukan kotak hitam karena mengeluarkan sinyal.
Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengatakan, didalam kotak hitam terdapat pinger yang dapat mengeluarkan sinyal (Suara) jika terendam didalam air. "Untuk kasus Sukhoi ini, pinger tidak mengeluarkan sinyal (Suara) sinyal sebab terjatuhnya didarat," kata Tatang di Bandara Halim Perdanakusuma, kemarin.
Tatang menambahkan, investigasi kotak hitam membutuhkan waktu satu tahun sesuai standar internasional. Beberapa proses tahapannya adalah lima hari notification, lalu factual report selama satu bulan, dan dua bulan melaksanakan command. Tim investigasi KNTK masih membahas dengan pihak Rusia terkait proses investigasi.
Investigator KNKT Kapten Prita Wijaya mengatakan, penyelidikan kotak hitam sepenuhnya dilaksanakan di Indonesia. Data dalam penyelidikan kotak hitam ini akan dikoordinasikan denga air traffic control (ATC).
Terkait dengan perbedaan frekuensi yang ditemukan dalam emergency locator transmitter (ELT). Tatang menjelaskan, masalah itu tidak berpengaruh. Frekuensi ELT yang ditemukan dipesawat Sukhoi Superjet 100 adalah 121,5. Sedangkan PBB telah mengubah frekuensi ini menjadi 406.
Menteri perhubungan EE Mangidaan mengingatkan, KNKT memegang kendali investigasi kotak hitam. "Kalau dia (Rusia) punya alat, dibawa kesini saja. Ada aturannya, Kalau masih bisa dibuka, ya diperiksa disini," katanya. Kalaupun harus dibawa ke Rusia, pihak dari Indonesia harus tetap mengawal.
Basarnas sempat memperlebar daerah operasi pencarian menjadi 250 meter untuk dibagian puncak dan 350 meter dibagian bawah tebing. Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo mengungkapkan, puing-puing pesawat sebagian besar sudah hancur.
Medan lokasi serpihan bagian ekor pesawat, lanjut dia, terbilang berat. Tim SAR harus menuruni tebing hingga kedalaman 600 meter dengan cara turun menggunakan tali yang disambung-sambung. Cuaca yang tidak kondusif juga turut menghambat proses evakuasi.
#(Sumber : Republika)#
0 comments:
Posting Komentar
Maav apabila belum sempat membalas...