Home » » Membuat BBM Hemat 40%

Membuat BBM Hemat 40%

Written By Unknown on Jumat, 18 Mei 2012 | 08.46


Djoko Sungkono penemu Water Power for Engine



Bagaimana awal mulai anda menciptakan Water Power for Engine ini?
     Awal dimulainya pada 2005. Saya mendapat bocoran teori untuk membuat gas HHO. Teori itu dibuat oleh seorang peniliti dari Amerika Serikat, Stanley Meyers. Lalu pada 2006, saya mendapatkan teori itu. Setelah itu saya melakukan penelitian untuk dapat membuat alat yang menghasilkan gas HHO tersebut. Setahun kemudian, 2007, saya sudah berhasil membuat alat tersebut.
     Lalu pada 2009, dengan pendanaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, saya membuat massal alat tersebut. Yang sudah saya buat pada 2009 itu meruoakan hasil penelitian saya genenerasi ketiga. Waktu itu saya buat sebanyak 540-an Unit.
    Hasil jadi alat tersebut saya wujudkan massal pada generasi ketiga karena generasi pertama dan setelahnya, masih merupakan alat yang jelek. Dari generasi pertama, kita lakukan perbaikan, hingga lahirlah generasi ketiga yang dibuat banyak 2009. Lantas, pada 2010, alat tersebut disahkan oleh Pemprov Jatim. Penelitian saya tidak berhenti pada generasi ketiga yang sudah saya buat massal, karena masih ada kekurangannya. Saya masih meneruskan penelitian untuk menghasilkan gas HHO dari air.

Lalu, sudah sampai mana penelitian Anda untk alat ini?
     Saya masih meneruskan prinsip alat kerja itu hingga sekarang sudah pada generasi ke17, namun, untuk generasi ke16 dan 17 masih belum dalam saya perlihatkan, karena masih dalam penelitian. Untuk generasi ke16, prinsip kerja alat ini akan dipasang pada sebuah kompor rumah, jadi, bukan hanya untuk menghemat bahan bakar minyak untuk kendaraan, tapi juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Urutan yang dibuat bukan merupakan generasi terbaik jika urutannya makin terakhir, namun, hal itu hanya berdasarkan prinsip pemakaiannya saja yang berbeda-beda.
     Kedepan, saya akan lebih menyempurnakan alat ini menjadi alat yang memiliki ukuran pas. Agar alat ini dapat dipasang dengan mudah di motor maupun mobil. Untuk yang sudah diproduksi dalam jumlah yang besar hanya alat generasi yang ke 3 dan ke 4. Namun saya sudah menguji alat generasi ke 15 pada mobil pribadi saya sendiri. Jika ada yang ingin membuat alat ini, saya akan membuatkan alat generasi ke3 karena sudah cukup baik untuk dipraktikan. Untuk generasi seterusnya masih dalam tahapan penelitian dan kemampuannya sama dengan generasi ke4, namun, masih dalam tahap penelitian awal.

Bagaimana prinsip kerja alat yang anda buat ini?
   Air atau H@O dipecah menjadi gas H@ dan gas O2. Pemecahannya dengan elekrolisa, yaitu memberikan pistif dan negatif arus pada aki. Positif dan negatif tersebut diberikan pada elektroda. Elektroda ini terbuat dari logan stainlessteel (SS). Ketika Arus diberikan pada air sebesar 12 Volt, maka keluarlah gas H2 dan O2. gas yang terbentuk ini kemudian dimasukan dalam mesin sehingga bercampur dengan bensin atau solar.
     Dari bercampurnya gas ini dengan bahan bakar maka kinerja engine atau mesin menjadi lebih powerfull, bertenaga dan menghasilkan emisi yang lebih rendah. Bahkan, pemakaian bahan bakarnya menjadi lebih irit dan enggine menjadi lebih dingin saat digunakan. Hasilnya, mesin menjadi lebih bersih.
    Alat ini hanya membutuhkan air untuk mengisinya, dengan dicampur soda roti atau baking soda lima gram persatu liter air untuk elektritnya. Fungsi baking soda ini hanya untuk mempercepat proses elektrolisanya. Kebutuhan airnya pun bergantung kapasitas alatnya. Untuk mobil cukup butuh sekitar satu liter air yang akan habis pada jarak 770ribu Kilometer. Namun, sistem penggunaanya bukan dihabiskan, atpi air dijaga untuk selalu ada. Hal itu untuk melindungi elektroda tetap utuh dan tidak rusak karena berkarat.

Berapa persentase pengiritan yang dapat dilakukan?
    Dengan memasang alat ini, saya dapat, melakukan pengiritan sebesar 40% bahan bakar dari keadaan normal, untuk saru liter bensin, saya dapat menempuh jarak 50 Kilometer, dengan alat ini mampu menempuh jarak 70 kilometer. Itu jika saya mau main save. Pasalnya, dimobil saya sendiri, saya bisa menghemat bahan bakar 100%. Dari penggunaan satu liter bahan bakar untuk menempuh 30 km, sekarang saya dapat menempuh jarak 70an km.

Dapat diaplikasikan untuk apa saja alat yang Anda buat ini?
    Hingga sekarang alat ini sudah dipasang pada beberapa mobil dan motor, dan dapat digunakan untuk kendaraan dengan bahan bakar bensin atau solar. Untuk mobil, misalnya, sudah dipasang pada Inova, Xenia, Yaris, Panther, Hardtop, Avanza, Karimun. Untuk motor sudah banyak dipasang diberbagai jenis motor, bahkan, alat ini juga sudah dipasang pada angkutan umum. Pada prinsipnya alat ini tidak terpengaruh dengan bahan bakar bensin maupun solar.

Apakah sudah ada perusahaan yang ingin beli alat buatan Anda ini?
     Belum ada, karena baru beberapa minggu lalu alat ini diketahui masyarakat.

Jika ada perusahaan yang berniat menawar alat ini?
    Ya, saya prinsipnya sebagai seorang peneliti. Semua itu tergantung pada kebijakan rektor ITS. Tapi, dalam waktu dekat ini, ada alumni dari Jakarta yang berniat untuk menjadikan alat ini diproduksi massal. Semuanya terserah rektor saja.
Untuk harga perunitnya  alat yang dipasang pada mobil hanya seharga 800ribu. Sedangkan untuk alat yang dipasang pada motor seharga 400rb.

Bagaimana jika alat ini ditiru oleh orang lain?
    Saya justru berniat untuk menyebarkan hasil penelitian ini. Karena, pada prinsipnya saya melakukan penelitian untuk alat ini dengan dana yang dibiayai oleh pemerintah. Sumber dana pemerintah adalah dari pajak yang dibayarkan oleh rakyat. Saya melakukan penelitian ini dan dibiayai oleh pemerintah sebanyak empat kali sebanyak Rp 40 juta. Jadi, total biaya penelitian yang saya habiskan untuk penelitian ini adalah sebesar Rp 160 juta. Bahkan, dari penelitian yang dibiayai ini masih belum selesai. Oleh karena itu, hasil penelitian ini juga digunakan untuk kepentingan masyarakat luas.
     Jika pun ada pihak yang ingin membeli hak paten alat ini, minimal harus membayar Rp 160 juta sebagai pengganti biaya penelitian ini. Akan saya beri desaignnya, namun saya masih akan terus melanjutkan penelitian ini pada tahap yang sempurna.

Maksudnya pada tahap sempurna?
    Ya, penelitian terhadap alat ini tujuan akhirnya adalah sebagaimana mengubah air untuk menjadi sumber energi. Namun, saya yakin hal itu akan menghadapi banyak tantangan, seperti yang dialami oleh penemu teori ini. Si penemu bahkan sampai dibunuh pada 21 Maret1998 karena berhasil menemukan penemuan ini. Alasannya, jika air dapat diubah menjadi sumber energi, maka perusahaan minyak akan mengalami kerugian besar karena air lebih murah daripada minyak.
    Jadi saya tegaskan bahwa penemu alat ini bukanlah saya, tapi Stanley Meiyers. Saya hanyalah pengikut dia yang seorang peneliti dari Amerika Serikat. Nantinya pun alat ini akan diteruskan oleh orng lain yang ingin mewujudkan air menjadi bahan bakar. Karena ini merupakan penemuan besar dalam bidang energi.
Harga yang saya buat untuk tiap unit alat inipun sudah disesuaikan dengan kebutuhan rakyat kecil. Harga ini dibuat untuk dijangkau oleh rakyat kecil yang menggunakannya untuk kebutuhannya. Hasilnya, jika ada kebijakan kenaikan BBM maka masyarakat sudah tidak terpengaruh lagi.

Pendapat Anda tentang kebijakan energi di Indonesia?
     Kalau guyonan saya dengan Pak Wamen, (almarhum Widjajono Partowidagdo) “Saya gak pathek`en jika harga BBM naik, karena dengan alat ini saya dapat menghemat bahan bakar sebanyak 40%”.
Namun prinsipnya saya harus menyelesaikan penelitian ini agar dapat digunakan masyarakat secara luas. Selain itu, Indonesia masih sangat minim dengan penggunaan energi alternatif. Semestinya, penggunaan energi alternatif harus dicoba, pasalnya tidak selamanya kita akan bergantung dari kebutuhan minyak bumi yang dapat habis di Indonesia.
   Penemuan dan penelitian energi alternatif tersebut harusnya  mendapat dorongan yang kuat dari pemerintah. Karena, saat ini sudah banyak penemuan sumber energi yang berasal dari bahan alternatif seperti biodiesel, biosolar, minyak dari daun jarak, biji alpukat, biji kacang tanah, sawit, biji karet, biji rambutan, biji bunga matahari, biji pohon randu, dan masih banyak lagi sumber energi alternatif yang dapat digali untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat.
     Namun, selama ini, energi alternatif masih kurang diperhatikan oleh pembuat kebijakan. Jika pemerintah serius untuk memunculkan energi alternatif, harusnya mengeluarkan kebijakan yang membantu pengembangan munculnya energi alternatif tersebut.

Misalnya?
    Ya, misalnya saja dengan mendiring penggunaan energi alternatif serta membuat infrastrukturnya untuk masyarakat banyak. Sebagai contohnya, dulu saat merebak penggunaan daun jarak sebagai bahan energi alternatif dan banyak yang sudah berinvestasi menanam pohon jarak dengan luas puluhan ribu hektare, namun sekarang tidak pernah ada kelanjutannya.
     Sebenarnya produksi energi alternatif tersebut bisa diteruskan pembuatannya, namun, tanpa ada campur tangan pemerintah untuk mendorong penggunaanya pun akan percuma. Energi alternatif dari daun jarak tidak akan memiliki pasar untuk menjaga perputaran penggunaannya. Terlebih ini menyangkut penggunaan bahan bakar. Kebijakan penggunaanya harus melalui banyak pintu di pemerintah pusat. Jadi, pemerintah harus lebih serius untuk mendorong penemuan dan penggunaan energi alternatif.

Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Maav apabila belum sempat membalas...

 
Support : Creating Website | Robbie Kasep | Indowebnews
Copyright © 2012. Some update - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Some Update
Proudly powered by Blogger