Saat ini, KNKT masih melakukan validasi data dalam Flight Data Recorder pesawat.
Penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat, terus diselidiki oleh tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Rusia.
Laman berita Rusia, Pravda, pada 8 Juni 2012, menuliskan sejumlah ahli telah mempelajari rekaman penerbangan Sukhoi yang nahas pada Rabu 9 Mei 2012 itu. Dari rekaman penerbangan itu, para ahli menyimpulkan adanya penumpang --yang merupakan calon pembeli potensial Sukhoi-- di dalam kokpit sebelum pesawat itu jatuh.
Namun, penumpang itu tidak mencampuri kerja dari pilot dan kopilot. Penumpang itu berada di kokpit hanya karena tertarik pada kemampuan teknik mengudara burung besi buatan Rusia tersebut.
Di konfirmasi terkait analisa itu, Mardjono Siswosuwarno, Ketua Penyelidik di KNKT untuk kasus Sukhoi Superjet 100, tak mau menanggapinya.
"Saya tidak membenarkan atau membantah. Kalau membenarkan, berarti saya membocorkan, kalau membantah juga membocorkan," ujar Mardjono saat berbincang dengan VIVAnews, Senin 11 Juni 2012.
Menurut dia, tim investigasi akan bekerja sesuai dengan kode etik. Hasil analisa tidak akan dibocorkan sebelum selesai. "Saat ini kami masih melakukan falidasi data dari Flight Data Recorder alias FDR," katanya.
"Data FDR itu nantinya akan digabungkan dengan Cockpit Voice Recorder (CVR) untuk analisa yang menyeluruh," tambah Guru Besar Teknik Penerbangan Institut Teknologi Bandung ini.
Sebelumnya, laman Ria Novosti yang mengutip sumber anonim menulis bahwa penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak diduga karena sang pilot, Alexander Yablonstev, melakukan manuver berbahaya.
Sumber itu mengatakan isi FDR menunjukkan navigator pesawat telah memberikan peringatan kepada pilot saat akan mendekati gunung. Namun, menurut sumber yang dikutip laman itu, Yablonstev terus bermanuver.
Sumber itu juga mengatakan Yablonstev mengabaikan peringatan yang dikeluarkan oleh sistem pesawat. Sebelumnya, pejabat Rusia menyebutkan tidak ada masalah pada pesawat Sukhoi itu sebelum mengalami kecelakaan. (eh)
(Source:Vivanews-110612)
Laman berita Rusia, Pravda, pada 8 Juni 2012, menuliskan sejumlah ahli telah mempelajari rekaman penerbangan Sukhoi yang nahas pada Rabu 9 Mei 2012 itu. Dari rekaman penerbangan itu, para ahli menyimpulkan adanya penumpang --yang merupakan calon pembeli potensial Sukhoi-- di dalam kokpit sebelum pesawat itu jatuh.
Namun, penumpang itu tidak mencampuri kerja dari pilot dan kopilot. Penumpang itu berada di kokpit hanya karena tertarik pada kemampuan teknik mengudara burung besi buatan Rusia tersebut.
Di konfirmasi terkait analisa itu, Mardjono Siswosuwarno, Ketua Penyelidik di KNKT untuk kasus Sukhoi Superjet 100, tak mau menanggapinya.
"Saya tidak membenarkan atau membantah. Kalau membenarkan, berarti saya membocorkan, kalau membantah juga membocorkan," ujar Mardjono saat berbincang dengan VIVAnews, Senin 11 Juni 2012.
Menurut dia, tim investigasi akan bekerja sesuai dengan kode etik. Hasil analisa tidak akan dibocorkan sebelum selesai. "Saat ini kami masih melakukan falidasi data dari Flight Data Recorder alias FDR," katanya.
"Data FDR itu nantinya akan digabungkan dengan Cockpit Voice Recorder (CVR) untuk analisa yang menyeluruh," tambah Guru Besar Teknik Penerbangan Institut Teknologi Bandung ini.
Sebelumnya, laman Ria Novosti yang mengutip sumber anonim menulis bahwa penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak diduga karena sang pilot, Alexander Yablonstev, melakukan manuver berbahaya.
Sumber itu mengatakan isi FDR menunjukkan navigator pesawat telah memberikan peringatan kepada pilot saat akan mendekati gunung. Namun, menurut sumber yang dikutip laman itu, Yablonstev terus bermanuver.
Sumber itu juga mengatakan Yablonstev mengabaikan peringatan yang dikeluarkan oleh sistem pesawat. Sebelumnya, pejabat Rusia menyebutkan tidak ada masalah pada pesawat Sukhoi itu sebelum mengalami kecelakaan. (eh)
(Source:Vivanews-110612)
0 comments:
Posting Komentar
Maav apabila belum sempat membalas...