Rekreasi memancing sekelompok warga Rusia berubah menjadi horor saat mereka menemukan sekitar empat tong plastik berisi ratusan janin manusia. Diperkirakan, ratusan calon jabang bayi itu berasal dari berbagai rumah sakit.
Seorang saksi mata mengatakan bahwa mereka tidak sengaja menemukan tong plastik berwarna biru itu di hutan dekat kota Nevyansk sekitar 1.800 kilometer sebelah timur Moskow, Minggu waktu setempat.
Diberitakan Ria Novosti, Selasa 24 Juli 2012, setelah dibuka, di dalamnya terdapat janin manusia berukuran tidak lebih dari 15 sentimeter, terendam di dalam 50 liter cairan formalin. Telah memiliki tangan, kaki, dan wajah, janin-janin itu mengkerut, meringkuk, seperti mumi.
Polisi yang datang keesokan harinya menghitung terdapat 248 janin manusia, berusia antara 12-16 minggu di dalam empat tong plastik. Di kaki dan tangan mereka terdapat label nama, diduga nama ibu, beserta kode digital yang berisikan masa kehamilan, tanggal aborsi dan rumah sakit asal janin-janin tersebut.
Dalam penyelidikan, ditemukan fakta bahwa janin-janin itu setidaknya berasal dari tiga rumah sakit di Ekaterinburg, kota terbesar di wilayah tersebut. "Sepertinya perusahaan penghancur 'limbah biologis' tidak melakukan tugasnya dengan baik," kata pejabat setempat.
Saat ini, Kementerian Kesehatan Rusia tengah mencari tahu perusahaan mana yang melakukan tindakan tersebut. Pelakunya bisa dikenakan sanksi pidana.
Di Rusia, janin mati dianggap sebagai "limbah biologis" berbahaya sehingga harus segera dimusnahkan. Sebelum dihancurkan, janin-janin ini harus disimpan dalam kontainer khusus, bukan di dalam tong berformalin.
Saat ini, Kementerian Kesehatan Rusia tengah mencari tahu perusahaan mana yang melakukan tindakan tersebut. Pelakunya bisa dikenakan sanksi pidana.
Di Rusia, janin mati dianggap sebagai "limbah biologis" berbahaya sehingga harus segera dimusnahkan. Sebelum dihancurkan, janin-janin ini harus disimpan dalam kontainer khusus, bukan di dalam tong berformalin.
(source:vivanews250712)
0 comments:
Posting Komentar
Maav apabila belum sempat membalas...