Selama menjalankan ibadah puasa, masalah bau mulut seringkali menimbulkan ketidaknyamanan di tengah lingkungan sosial. Masalah ini tak jarang menjadi hambatan dalam pergaulan dan membuat minder.
Penyebabnya? Saat puasa, aktivitas mulut berkurang membuat produksi air liur berkurang. Ini mengakibatkan bakteri lebih cepat berkembang biak dan mengubah sisa-sisa makanan di dalam mulut menjadi gas sulfur pemicu aroma tak sedap atau halitosis.
Aroma napas tak sedap yang muncul akan lebih menyengat pada mereka yang memiliki masalah gigi dan mulut seperti gigi berlubang, plak gigi, radang gusi, gingivitis karena karang gigi, dan periodontitis.
Setelah memastikan tak memiliki gangguan kesehatan gigi dan mulut, halau timbulnya aroma napas tak sedap selama puasa dengan sejumlah tips berikut:
• Hindari konsumsi makanan yang berpotensi meninggalkan aroma menyengat seperti bawang, petai, durian. Hindari pula rokok dan alkohol karena akan semakin mengurangi produksi air liur.
• Gosok gigi 20 menit setelah selesai makan sahur. Pastikan tak ada sisa makanan tertinggal untuk meminimalisir timbulnya halitosis.
• Saat sahur, konsumsi buah dan sayuran yang memiliki efek pembersih mulut seperti apel, wortel, dan bengkoang.
• Perbanyak minum air putih ketika sahur dan berbuka untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.
• Konsumsi keju. Selain kaya kalsium, dan rendah karbohidrat, dan keju mengandung fosfat yang bermanfaat untuk meningkatkan produksi air liur, dan mengurangi pertumbuhan karang gigi.
• Konsumsi rempah-rempah seperti ketumbar, mint, tarragon, kayu putih, rosemary, dan kapulaga yang sangat baik untuk memerangi bau mulut.
• Konsumsi vitamin C seperti berry, jeruk, dan melon karena dapat menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi pertumbuhan bakteri. Dapatkan vitamin C dari buah dan makanan alami. (umi)
(source:vivanews250712)